Kerajaan Iblbet adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah menghiasi sejarah benua Athalyn. Dengan kejayaan yang bertumpu pada kekuatan militer, perdagangan yang makmur, dan budaya yang maju, Iblbet menjadi pusat perhatian kerajaan-kerajaan lain. Namun, perjalanan panjang kerajaan ini tidak terlepas dari serangkaian konflik besar yang akhirnya membawa kehancuran.
Awal Kejayaan Kerajaan Iblbet
Kerajaan Iblbet berdiri pada abad ke-9 Masehi di bawah pimpinan Raja Thalric yang bergelar “Raja Penakluk.” Di masa itu, Iblbet adalah kerajaan kecil di lembah Sungai Myrel yang strategis. Berkat kebijakan ekonomi yang bijaksana dan kekuatan militer yang terus berkembang, Iblbet mulai menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Dalam waktu kurang dari seabad, kerajaan ini menguasai dataran barat, pegunungan Athorian, hingga sebagian besar wilayah pesisir selatan.
Di puncak kejayaannya, Iblbet dikenal sebagai “Permata Athalyn.” Kota-kotanya, seperti ibu kota Eldanor, dihiasi dengan arsitektur megah dan menjadi pusat perdagangan regional. Namun, kebesaran ini juga memicu iri hati dan permusuhan dari kerajaan-kerajaan tetangga.
Peperangan Awal: Invasi Dhraval (1023-1027 M)
Peperangan pertama yang menguji kekuatan Iblbet adalah invasi dari Kerajaan Dhraval. Dhraval, yang terletak di sebelah timur Iblbet, mengklaim bahwa wilayah tambang di pegunungan Athorian adalah tanah leluhur mereka. Pada tahun 1023, pasukan Dhraval melancarkan serangan besar-besaran ke benteng perbatasan Iblbet.
Awalnya, Iblbet kewalahan menghadapi serangan mendadak ini. Namun, strategi brilian dari Jenderal Kaelrin, seorang ahli taktik perang, berhasil membalikkan keadaan. Dengan memanfaatkan medan pegunungan yang sulit dijangkau, pasukan Iblbet melancarkan serangan balasan yang memukul mundur Dhraval pada tahun 1027. Konflik ini tidak hanya memperkuat perbatasan Iblbet, tetapi juga mempertegas posisinya sebagai kekuatan militer yang tangguh.
Puncak Konflik: Perang Tiga Mahkota (1056-1078 M)
Perang Tiga Mahkota adalah konflik terbesar yang melibatkan Kerajaan Iblbet, Kerajaan Valdris di barat, dan Konfederasi Ebrion di selatan. Perang ini dipicu oleh persaingan untuk menguasai dataran subur di selatan serta jalur perdagangan yang melintasi wilayah tersebut.
Pada tahap awal perang, Iblbet berada dalam posisi yang menguntungkan. Pasukannya yang terlatih berhasil memenangkan beberapa pertempuran besar, termasuk Pertempuran Dataran Xandril pada tahun 1059. Namun, situasi mulai berubah ketika Valdris dan Ebrion membentuk aliansi untuk melawan Iblbet. Gabungan kekuatan kedua kerajaan ini membuat Iblbet terjebak dalam perang defensif yang panjang.
Pada tahun 1072, benteng legendaris Iblbet, Fort Myrel, jatuh ke tangan pasukan gabungan musuh. Kekalahan ini merupakan pukulan berat bagi moral pasukan Iblbet. Meski Raja Eldain II terus memimpin perlawanan dengan gagah berani, perang yang berlangsung lebih dari dua dekade ini melemahkan ekonomi dan sumber daya kerajaan.
Konflik Internal: Krisis Politik dan Pengkhianatan
Di tengah peperangan, Iblbet juga dihadapkan pada konflik internal. Para bangsawan mulai saling berebut kekuasaan, dan sebagian dari mereka bahkan melakukan pengkhianatan dengan bekerja sama dengan Valdris. Krisis politik ini semakin memperburuk kondisi kerajaan, membuatnya sulit untuk menyatukan kekuatan dalam menghadapi musuh eksternal.
Salah satu peristiwa paling tragis terjadi pada tahun 1075, ketika Pangeran Kaelrin, putra mahkota Iblbet, dibunuh dalam sebuah konspirasi istana. Kejadian ini memicu kekacauan di dalam istana dan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan Raja Eldain II dalam memimpin.
Kejatuhan Iblbet: Pertempuran Eldanor (1081 M)
Pada tahun 1081, pasukan gabungan Valdris dan Ebrion melancarkan serangan terakhir mereka ke ibu kota Iblbet, Eldanor. Pertempuran berlangsung selama tiga bulan, dengan pasukan Iblbet bertahan mati-matian di Gerbang Utara. Raja Eldain II memimpin sendiri pertempuran ini, menunjukkan keberanian yang luar biasa meskipun tahu peluang kemenangan sangat tipis.
Namun, kekuatan musuh yang jauh lebih besar akhirnya menembus pertahanan Eldanor. Raja Eldain II gugur dalam pertempuran terakhirnya, dan ibu kota jatuh ke tangan musuh. Dengan jatuhnya Eldanor, Kerajaan Iblbet resmi runtuh. Wilayahnya dibagi di antara Valdris dan Ebrion, sementara sisa-sisa bangsawan Iblbet melarikan diri ke pengasingan.
Warisan Kerajaan Iblbet
Meskipun Kerajaan Iblbet telah lama tiada, warisannya masih terasa hingga kini. Banyak catatan sejarah, arsitektur, dan karya seni dari era Iblbet yang masih dipelajari oleh para sejarawan. Strategi perang yang digunakan dalam Perang Tiga Mahkota menjadi bahan kajian di berbagai akademi militer.
Peperangan besar yang dialami Iblbet juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya diplomasi, persatuan internal, dan pengelolaan sumber daya. Kejatuhan kerajaan ini menjadi pengingat bahwa kekuatan besar pun dapat runtuh jika terjebak dalam konflik berkepanjangan tanpa visi yang jelas.
Kerajaan Iblbet bukan hanya simbol kejayaan, tetapi juga pengingat tentang bahaya keserakahan dan ketidakharmonisan dalam politik. Hingga hari ini, legenda Iblbet terus hidup dalam cerita rakyat, puisi, dan epos yang diwariskan dari generasi ke generasi.